Sumur resapan berfungsi sebagai pembuangan air limbah rumah tangga dan berfungsi sebagai resapan air hujan.
Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan yang sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya terbuang percuma masuk ke laut. Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah,yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun.Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan.
1. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur-sumur gali biasa.
2. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus
diatas kedalaman muka air tanah tidak tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah. Pada daerah berkapur / karst, perbukitan kapur dengan kedalaman /solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal.
3. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah.
5. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah daripada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan sek balok dll.
6. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 60cm – 80cm.
7. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata atau buis beton. Akan lebih baik bila dinding sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara horizontal.
8. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran.
Komponen Bangunan Sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur.
2. Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan.
3. Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk Sumur resapan.
4. Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
2. Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan.
3. Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk Sumur resapan.
4. Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
Membuat septitank untuk pembuangan limbah
Septictank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septictank tidak berfungsi dengan baik. Septictank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Agar septictank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2 %, artinya setiap 100 cm terdapat perbedaan ketinggian 2 cm.2. Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampet.
3. Satu WC menggunakan satu pipa saluran utama. Semakin banyak pipa percabangan semakin rentan resiko saluran menjadi mampet.
4. Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septictank dengan ukuran diameter 60, 70, 80 cm. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
5. Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.
6. Septictank merupakan media khusus pembuangan tinja. Tidak diperkenankan mencampur aduk semua limbah, baik dari kamar mandi, washtafel, air hujan, tempat cucian yang berakibat septiktank cepat penuh dan saluran rentan mampet.
0 Komentar
Terima kasih sudah mengunjungi web kami.